Representasi Pengetahuan : Logika Proposisi
7.1 Logika dan Set
Representasi pengetahuan
dengan symbol logika merupakan bagian dari penalaran eksak.Merupakan bagian
yang paling penting dalam penalaran adalah mengambil kesimpulan dari premis.
Dan Logika dikembangkan oleh filusuf Yunani, Aristoteles (abad ke 4 SM)
didasarkan pada silogisme, dengan dua premisdan satu konklusi.
Contoh :
– Premis :
Semua wanita adalah makhluk hidup
– Premis
: Milan adalah wanita
– Konklusi
: Milan adalah makhluk hidup
Cara lain merepresentasikan
pengetahuan adalah dengan Diagram Venn.
Diagram Venn
merepresentasikan sebuah himpunan yang merupakan kumpulan objek. Objek dalam
himpunan disebut elemen.
A ={1,3,5,7} , B
= {….,-4,-2,0,2,4,…..} , C = {pesawat, balon}
Symbol epsilon ε menunjukkan
bahwa suatu elemen merupakan anggota dari suatu himpunan, contoh : 1 ε A . Jika
suatu elemen bukan anggota dari suatu himpunan maka symbol yang digunakan ∉, contoh : 2 ∉ A.Jika suatu himpunan
sembarang, misal X dan Y didefinisikan bahwa setiap elemen X merupakan elemen
Y, maka X adalah subset dari Y, dituliskan : X ⊂ Y atau Y ⊃ X.
Operasi-operasi Dasar dalam
Diagram Venn:
– Interseksi (Irisan)
C = A ∩ B C = {x ∈ U | (x ∈ A) ∧ (x ∈ B)}
Dimana : ∩ menyatakan irisan
himpunan | dibaca “sedemikian hingga” ∧ operator
logika AND
– Union (Gabungan)
C = A ∪ B C = {x ∈ U | (x ∈ A) ∨ (x ∈ B)}
Dimana : ∪ menyatakan gabungan
himpunan operator logika OR
– Komplemen
A’ = {x ∈ U | ~(x ∈ A) }
Dimana : ’ menyatakan
komplemen himpunan ~ operator logika NOT
7.2 Operator Logika
Logika didefinisikan
sebagai ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar sehingga didapatkan
kesimpulan yang absah.
Tujuan dari logika:
memberikan aturan-aturan penalaran sehingga orang dapat menentukan apakah suatu
kalimat bernilai benar atau salah.
Representasi Logika dibagi
menjadi dua:
Propositional Logic (Logika
Proposisi)
Suatu Proposisi merupakan
suatu statemen atau pernyataan yang menyatakan benar (TRUE)
atau salah (FALSE). Dalam PropositionalLogic fakta
dilambangkan dengan simbol misalnya P, Q dan R.Lambang-lambang tersebut
dihubungkan dengan relasi-relasi logika
Dengan menggunakan operator
logika:
Tabel Kebenaran Logika
Predicate Logic (Logika
Predikat)
Pada logika predikat
proposisi dibedakan menjadi argumen (obyek) dan predikat (keterangan). Secara
umum penulisan proposisi dalam logika predikat dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Predikat (argumen-1,
argumen-2,..., argumen-3)
Contoh:
Proposisi: “Bu Atika
mencintai Pak Agus Setiawan”
Dalam logika predikat
disajikan dalam bentuk:
Mencintai (Bu
Atika, Pak Agus Setiawan)
P Argumen-1 Argumen-2
Contoh Silsilah Keluarga
yang dipresentasikan dalam Prolog
Jika silsilah di atas
dibentuk dalam Representasi Logika, sebagai berikut:
Orangtua (Komarudin, Andika)
Orangtua (Komarudin, Atika)
Orangtua (Komarudin, Agus)
Orangtua (Andika, Rika)
Orangtua (Atika, Anjar)
7.3 Tautologi, Kontradiksi dan Contingent
TAUTOLOGI
Adalah suatu ekspresi
logika yang selalu bernilai benar di dalam tabel kebenarannya, tanpa
memperdulikan nilai kebenaran dari proposisi-proposisi yang berada didalamnya.
Contoh : pv(→p) selalu
bernilai benar.
Kontradiksi
Adalah proposisi komposit
yang selalu bernilai salah untuk setiap nilai kebenaran dari proposisi
elementernya.
Contoh : (~p V ~Q) ßà(P&Q)
selalu bernilai salah.
Contingent
Adalah proposisi komposit
yang bukan tautologi dan kontradiksi.
Contoh [(p^q)à r ] à p
7.4 Resolusi Logika Proposisi
Resolusi merupakan suatu teknik pembuktian yang lebih efisien, sebab
fakta-fakta yang akan dioperasikan terlebih dahulu dibawa ke bentuk standar
yang sering disebut dengan nama klausa. Pembuktian suatu pernyataan menggunakan
resolusi ini dilakukan dengan cara menegasikan pernyataan tersebut, kemudian
dicari kontradiksinya dari pernyataan-pernyataan yang sudah ada.
Resolusi adalah suatu aturan untuk melakukan inferensi yang dapat berjalan secara efisien dalam suatu bentuk khusus conjunctive normal form (CNF). Pada logika proposisi, prosedur untuk membuktikan proposisi P dengan beberapa aksioma F yang telah diketahui, dengan menggunakan resolusi.
Algoritma resolusi :
(1) Konversikan semua proposisi F ke bentuk CNF.
(2) Negasikan P, dan konversikan hasil negasi tersebut ke bentuk klausa. Tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada pada langkah 1.
(3) Kerjakan hingga terjadi kontradiksi atau proses tidak mengalami kemajuan :
a. Seleksi 2 klausa sebagai klausa parent.
b. Bandingkan (resolve) secara bersama-sama. Klausa hasil resolve tersebut dinamakan resolvent. Jika ada pasangan literal L dan ¬L, eliminir dari resolvent.
c. Jika resolvent berupa klausa kosong, maka ditemukan kontradiksi. Jika tidak, tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada.
Contoh :
Diketahui basis pengetahuan (fakta-fakta yang bernilai benar) sebagai berikut:
1. P
2. (P ∧ Q) → R
3. (S ∨ T) → Q
4. T
Buktikanlah kebenaran R!
Pertama-tama kita harus ubah dulu keempat fakta di atas menjadi bentuk CNF. Konversi ke CNF dapat dilakukan sebagai berikut:
Resolusi adalah suatu aturan untuk melakukan inferensi yang dapat berjalan secara efisien dalam suatu bentuk khusus conjunctive normal form (CNF). Pada logika proposisi, prosedur untuk membuktikan proposisi P dengan beberapa aksioma F yang telah diketahui, dengan menggunakan resolusi.
Algoritma resolusi :
(1) Konversikan semua proposisi F ke bentuk CNF.
(2) Negasikan P, dan konversikan hasil negasi tersebut ke bentuk klausa. Tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada pada langkah 1.
(3) Kerjakan hingga terjadi kontradiksi atau proses tidak mengalami kemajuan :
a. Seleksi 2 klausa sebagai klausa parent.
b. Bandingkan (resolve) secara bersama-sama. Klausa hasil resolve tersebut dinamakan resolvent. Jika ada pasangan literal L dan ¬L, eliminir dari resolvent.
c. Jika resolvent berupa klausa kosong, maka ditemukan kontradiksi. Jika tidak, tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada.
Contoh :
Diketahui basis pengetahuan (fakta-fakta yang bernilai benar) sebagai berikut:
1. P
2. (P ∧ Q) → R
3. (S ∨ T) → Q
4. T
Buktikanlah kebenaran R!
Pertama-tama kita harus ubah dulu keempat fakta di atas menjadi bentuk CNF. Konversi ke CNF dapat dilakukan sebagai berikut:
Kemudian kita tambahkan kontradiksi pada tujuannya, R menjadi ¬R sehingga fakta-fakta (dalam bentuk CNF) dapat disusun
menjadi:
1. P
2. ¬P ∨ ¬Q ∨ R
3. ¬S ∨ Q
4. ¬T ∨ Q
5. T
6. ¬R
Dengan demikian resolusi dapat dilakukan untuk membuktikan R sebagaimana terlihat pada Gambar berikut:
1. P
2. ¬P ∨ ¬Q ∨ R
3. ¬S ∨ Q
4. ¬T ∨ Q
5. T
6. ¬R
Dengan demikian resolusi dapat dilakukan untuk membuktikan R sebagaimana terlihat pada Gambar berikut:
Contoh apabila diterapkan dalam kalimat:
P : Andi anak yang cerdas.
Q : Andi rajin belajar.
R : Andi akan menjadi juara kelas.
S : Andi makannya banyak.
T : Andi istirahatnya cukup.
Kalimat yang terbentuk (basis pengetahuan) menjadi :
1. P : Andi anak yang cerdas.
2. (P ∧ Q) → R : Jika Andi anak yang cerdas dan Andi rajin belajar, maka Andi akan menjadi juara kelas.
3. (S ∨ T) → Q : Jika Andi makannya banyak atau Andi istirahatnya cukup, maka Andi rajin belajar.
4. T : Andi istirahatnya cukup.
Setelah dilakukan konversi ke bentuk CNF, didapat:
1. P : Andi anak yang cerdas.
2. ¬P ∨ ¬Q ∨ R : Andi tidak cerdas atau Andi tidak rajin belajar atau Andi akan menjadi juara kelas.
3. ¬S ∨ Q : Andi tidak makan banyak atau Andi rajin belajar.
4. ¬T ∨ Q : Andi tidak cukup istirahat atau Andi rajin belajar.
5. T : Andi istirahatnya cukup.
6. ¬R : Andi tidak akan menjadi juara kelas.
Pohon aplikasi resolusi untuk kejadian di atas sebagai berikut :
P : Andi anak yang cerdas.
Q : Andi rajin belajar.
R : Andi akan menjadi juara kelas.
S : Andi makannya banyak.
T : Andi istirahatnya cukup.
Kalimat yang terbentuk (basis pengetahuan) menjadi :
1. P : Andi anak yang cerdas.
2. (P ∧ Q) → R : Jika Andi anak yang cerdas dan Andi rajin belajar, maka Andi akan menjadi juara kelas.
3. (S ∨ T) → Q : Jika Andi makannya banyak atau Andi istirahatnya cukup, maka Andi rajin belajar.
4. T : Andi istirahatnya cukup.
Setelah dilakukan konversi ke bentuk CNF, didapat:
1. P : Andi anak yang cerdas.
2. ¬P ∨ ¬Q ∨ R : Andi tidak cerdas atau Andi tidak rajin belajar atau Andi akan menjadi juara kelas.
3. ¬S ∨ Q : Andi tidak makan banyak atau Andi rajin belajar.
4. ¬T ∨ Q : Andi tidak cukup istirahat atau Andi rajin belajar.
5. T : Andi istirahatnya cukup.
6. ¬R : Andi tidak akan menjadi juara kelas.
Pohon aplikasi resolusi untuk kejadian di atas sebagai berikut :
Sumber:
Komentar
Posting Komentar